CELETUKAN dikala GALAU
CINTA???
Itulah ide yang muncul
pada ke-GALAU-an kali ini. Ga’ tau kenapa, disaat kuliah yang makin keras ini,
GALAU masih sempat-sempat saja muncul di pikiran bercampur dengan segudang
tanggung jawab yang di emban, untuk masa depan diri dan negeri ini nantinya.
Ya, kata itulah yang
apabila kita bicarakan tak akan pernah mendengar kata bosan atau istilah “topik kadarluarsa”. Cinta ada bahkan
jauh sebelum terciptanya dunia ini. Adanya dunia beserta isinya termasuk kita
para manusia atau ciptaan lainnya yang berbeda dimensi dengan kita, ya dalam
istilah religious kita akan menyebut itu malaikat, setan, dan makhluk ghaib
lainnya. Semua tercipta semata-sammata karena butuh rasa cinta Sang Tuhan
Semesta Alam yang tak mengenal Awal dan Akhir (Tuhan Yang Maha Kekal).
Yang akan Nawa coba
tafsirkan kali ini adalah apa itu cinta dalam prespektif yang tak lepas dari
Nawa yang juga “seorang manusia”. Nawa akan mulai dari sejak manusia berada dalam kandungan
sang ibunda tercinta. Orang yang bisa kita bilang adalah “malaikat dunia” semua manusia baik itu laki-laki dan perempuan,
bahkan perempuan-perempuan yang lahir itulah merupakan kandidat dari “malaikat dunia” berikutnya yang akan
melahirkan generasi-generasi baru dan begitulah seterusnya sampai akhir dari
dunia ini, sedangkan para laki-laki yang terlahir akan menjadi mendamping dan
penopang bagi para “malaikat dunia”,
semuanya akan saling melengkapi demi menuju sebuah kesempurnaan, meskipun ada
sebagian “malaikat dunia” yang tak
mempunyainya, seorang pendamping tangguh (lelaki). Tapi itulah salah satu
ketangguhan “malaikat dunia” ini.
Seperti Nawa bilang
dari awal, Nawa akan coba menafsirkan sejak dalam “kandungan”. Sejak itu, CINTA sudah ada dimana sang calon manusia
sudah mulai dijaga oleh ibunda sang “malaikat
dunia” dari segi kondisi, keselamatan, nutrisi, dan lainnya. Di sadari atau
tidak, itu merupakan CINTA yang telah Tuhan tanamkan dan berikan pada manusia.
Setelah lahir ke dunia,
ini adalah proses berikutnya yaitu “masa
balita dan kanak-kanak”. Dimana pada masa ini, CINTA semakin tumbuh menjadi
besar. Dimana sang “malaikat dunia” beserta pendampingnya mulai mengajari apa
itu dunia, apa yang ada di dunia, cara berbuat sesuatu di dunia ini, dan masih
banyak lagi (tentunya itu tak lepas dari anugrah CINTA Tuhan Semesta Alam, Sang
Pencipta).
Proses berikutnya
adalah remaja. Diamana rasa CINTA ini dalam semakin besar dan luas. Dimana rasa
ini mulai merebah terhadap lawan jenis, seorang laki-laki yang mulai menaruh
rasa kepada perempuan dan begitu juga
sebaliknya. Akal pikiran yang sudah berkembang luas, sudah mulai bisa
membedakan apa yang terbaik, menghindari yang buruk, meski tak jarang teledor
(ranah remaja). CINTA dalam ranah ini, sudah memiliki arti yang berbeda dalam
artian sudah berkembang menjadi prespektif baru (seperti anak bayi tadi yang
kini sudah menjadi remaja, berbeda namun berasal dari asal yang sama).
Pada bagian ini, Nawa
akan coba menafsirkan bagaimana CINTA terhadap lawan jenis. Abaikan lebih
dahulu bentuk CINTA lainnya. Jangan salah kawan-kawan sekalian, Nawa juga
melakukan survey lhoooo terkait hal ini….. hehehehehe. Banyak arti yang Nawa
dapat disini. Love is ketika seseorang mampu membuat kita tersenyum, selalu
bisa membuat kita terhibur. Love is ketika kita merasa bingung, hanya
wajahnya-lah yang terbersit dalam pikiran kita, all of our thinking is her/him.
Love is ketika rasa sakit dan senang hadir hampir bersamaan, rindu dikala jauh,
namun ingin menjauhinya ketika dekat. Love is dikala pengorbanan mulai
berbicara, tak aka nada menyesalan di dalamnya, semuanya terasa menyenangkan
apabila kita mengenang pengorbanan tersebut. Yah itulah beberapa survey yang
Nawa lakuin.
Kalau dari Nawa
sendiri, sebenernya ga’ jauh beda. Dimana kita harus berkorban untuknya, tak
akan hadir sebuah penyelasan, apabila kita kenang, semua akan terasa
menyenangkan, membuat kita tersenyum, terbalas atau tidak itu bukan kehendak
kita. Terbalas atau tidak itu adalah
mutlak skenario Tuhan Semesta Alam ini. Sakit memang kalau tak terbalas,
namun kita akan tetap merasa senang dan mampu tersenyum lebar bahkan masih akan
berusaha membuat CINTA itu tersenyum, terjaga, bahkan tetap mau berkorban
untuknya, karena skenario akhir hanya
milik-Nya, bukan milik kita.
Hmmmm….that’s right!!!
Nawa akan selalu membuat CINTA tersenyum, berusaha menghibur ketika dia sedih
(sebisa mungkin). Yang lebih manis lagi menurut Nawa, CINTA itu mampu
menghilangkan “rasa benci”. Apapun yang
diperbuat CINTA pada kita, dia selalu mampu membuat kita tersenyum..!!!, tak
peduli terbalas atau tidak!! Nawa akan selalu membuat CINTA itu tersenyum,
semampu Nawa!!!. Rasanya itulah CINTA menurut Nawa, tepatnya kalimat
terakhir “Apapun yang diperbuat CINTA
pada kita, dia selalu mampu membuat kita tersenyum..!!!, tak peduli terbalas
atau tidak!!! Nawa akan selalu membuat CINTA itu tersenyum, semampu Nawa!!!.
Rindu yang
semakin menggumpal ini hanya untukmu.
Itulah satu-satu
hal yang aku lakukan saat ini.
Fenomena yang
akan terus tumbuh hari demi hari, rindu.
Dalam senyum,
tawa, sedih, dan lantunan doaku.
Aku lakukan tulus
untukmu.
Namun, semua akan
memiliki batas akhir.
Aku sadar akan
hal itu.
Itulah yang aku
ingin tahu, akhir.
Lalu akan menjadi
pertanyaan yang akan terjawab.
Itulah jawaban
yang akan aku tunggu.
Lantas akan
menghadirkan cerita baru.
Mula dari
kehidupan yang sebenarnya.
Untuk aku dan
kamu, my true love.
Nanti dan sampai
batas itu atau bahkan selamanya.
Aku padamu, my
true love.
Hehehehehehehehee…..
kedengarannya memang sedikit “gombal”
dan sejenisnya. Tapi itulah yang akan Nawa lakuin sepenuh hati!!!. Karena “skenario akhir hanya milik-Nya”. Yah
itulah penafsiran CINTA dalam fase yang satu ini, termasuk di dalamnya
prespektif Nawa sendiri. CINTA itu selalu membuat kita senang tanpa
mempedulikan rasa sakit yang telah diperbuatnya terhadap kita, no matter what
that is, CINTA akan selalu membawa kesenangan itu, kesenagan yang selalu lebih
besar yang mampu menutup rasa sakit. Satu lagi, mencoba berpura-pura untuk
menghindarinya, namun dalam hal ini yang dimaksudkan adalah “Waiting”, “Menunggu”, sampai
bener-bener dilarang untuk menunggu. That’s YOU, my True L-O-V-E, only for YOU,
dd’q, Nawa udaa mention kok namanya dalam tulisan ini :-D.
Hmmmm….cukup deh
penafsiran CINTA dari Nawa. Kenapa demikian??? Karena Nawa juga masih remaja.
So penafsirannya cukup samapai fase ini. Untuk fase berikutnya yaitu Dewasa
ddan Tua nantinya, Nawa akan coba tafsirnya ketika sudah mengalami fase itu
nantinya. Nawa ga’ janji, tapi Nawa akan berusaha itu mengingat ini, oke
kawan-kawan. ‘n_nV’. Yang Nawa tau pasti
sekarang, ketika kita nanti sudah tak di dunia ini lagi, CINTA akan tetap ada
dengan Kuasa-Nya Yang Maha Tinggi. CINTA itu akan tetap ada, ‘always’,
‘selalu’, ‘zutto’, ‘selamanya’.
Sekian yah buat yang
satu ini.
See you later, we will
get better :D
Arigatou buat yang mau
baca :D
Komentar
Posting Komentar