LELAKI YANG SEDANG SENDIRI
(Inspired by L. R.)
Ia,
hanyalah lelaki yang sedang sendiri.
Mendekap sunyinya sepi.
Bersama hati yang terpaksa menepi.
Karena goresan luka yang terbungkus kertas putih,
meski tak bersih,
dan terikat tiada kekasih.
Ia,
hanyalah lelaki yang sedang sendiri.
Berteman sesak pada tiap denyut jantung dan nadi.
Ia bukan hanya menginginkan perempuan yang berparas cantik,
yang pandai berpenampilan menarik.
Ia juga bukan hanya mencari perempuan yang lihai merayu,
yang pintar menebar goda,
mudah terdekati,
dan mudah terlukai.
Ia,
hanyalah lelaki yang sedang sendiri.
Terlalu kecewa pada masa lalu.
Meski sudah jelas telah berlalu.
Pada cerita yang awalnya disanjung,
tengahnya semakin melambung,
dan akhirnya menemui ujung.
Berakhir dan tak lagi bersambung.
Ia,
hanyalah lelaki yang sedang sendiri.
Di mana hakikatnya memang berawal seorang diri.
Sebelum kemudian perempuan diciptakan untuk menggenapi.
Hingga menjadi awal manusia yang saling melengkapi.
Ia,
hanyalah lelaki yang sedang sendiri.
Bukan berarti sedang menyendiri,
dengan tegak sambil berdiri.
Maka itu, kalau hanya untuk memberi harapan perih.
Jangan dekati lelaki yang sedang sendiri; tanpa kekasih.
Karena ia akan jatuh hati,
hingga menanti,
sulit terhenti,
dan juga berhenti.
Maka itu,
padamu yang dijadikan tubuh puisi,
yang tidak berujung tanpa sisi.
Jangan dekati lelaki yang sedang sendiri; tanpa kekasih.
Karena ia akan jatuh hati,
hingga menanti,
sulit terhenti,
dan juga berhenti.
Paiton, 28-1-2017.
-Nawafil Fil-
#sehariSATU
Ia,
hanyalah lelaki yang sedang sendiri.
Mendekap sunyinya sepi.
Bersama hati yang terpaksa menepi.
Karena goresan luka yang terbungkus kertas putih,
meski tak bersih,
dan terikat tiada kekasih.
Ia,
hanyalah lelaki yang sedang sendiri.
Berteman sesak pada tiap denyut jantung dan nadi.
Ia bukan hanya menginginkan perempuan yang berparas cantik,
yang pandai berpenampilan menarik.
Ia juga bukan hanya mencari perempuan yang lihai merayu,
yang pintar menebar goda,
mudah terdekati,
dan mudah terlukai.
Ia,
hanyalah lelaki yang sedang sendiri.
Terlalu kecewa pada masa lalu.
Meski sudah jelas telah berlalu.
Pada cerita yang awalnya disanjung,
tengahnya semakin melambung,
dan akhirnya menemui ujung.
Berakhir dan tak lagi bersambung.
Ia,
hanyalah lelaki yang sedang sendiri.
Di mana hakikatnya memang berawal seorang diri.
Sebelum kemudian perempuan diciptakan untuk menggenapi.
Hingga menjadi awal manusia yang saling melengkapi.
Ia,
hanyalah lelaki yang sedang sendiri.
Bukan berarti sedang menyendiri,
dengan tegak sambil berdiri.
Maka itu, kalau hanya untuk memberi harapan perih.
Jangan dekati lelaki yang sedang sendiri; tanpa kekasih.
Karena ia akan jatuh hati,
hingga menanti,
sulit terhenti,
dan juga berhenti.
Maka itu,
padamu yang dijadikan tubuh puisi,
yang tidak berujung tanpa sisi.
Jangan dekati lelaki yang sedang sendiri; tanpa kekasih.
Karena ia akan jatuh hati,
hingga menanti,
sulit terhenti,
dan juga berhenti.
Paiton, 28-1-2017.
-Nawafil Fil-
#sehariSATU
Komentar
Posting Komentar