MEMORI JOGJA

Dalam detik waktu yang berjalan,
di malam ini membuntuti derai alunan hujan.
Malam memang lebih menawarkan kesendirian,
yang kemudian hanya mengundang kesepian.


Di seberang sana,
aku tak tahu apa yang mereka lakukan.
Hujan hanya memaksaku untuk berhenti,
berdiri di sini.
Tepat di sebuah titik sepi.
Dalam dekapan hangat yang enggan kemari.
Membawa tubuh ini pergi, berlari.

Namun yang jelas hanyalah bayang,
berada di langit Jogja terbang melayang.
Bayang dengan wajah yang bersahabat.
Tentang dia yang menggandengku,
menembus hujan di waktu itu.
Bersama, dengan telapak tangan yang bersatu.

Rasa-rasanya itu adalah kali pertama,
di mana tetes-tetes hujan menghadirkan hangat.
Dengan gelora hati yang penuh semangat.
Karena petir-petir cinta yang mulai menyengat.
Ternyata bahagia sesederhana itu,
di saat itu,
pada malam itu.

Hingga tak terasa bayangan itu perlahan pergi.
Bersama gemuruh hujan yang turut berhenti.
Aku pun hanya tertawa sendiri.
Dengan sang bayang yang tak ada lagi.
Karena ternyata aku hanya sendiri,
di ujung jalan sedang berdiri,
menatap genangan hujan yang telah membanjiri.

Yogyakarta, 24-1-2017.
-Nawafil Fil-
#sehariSATU

Komentar

Postingan Populer