RINDUKU (V)

Ah, Rinduku.
Pada malam yang kian hening,
ia kembali bergeming,
ia kembali datang.
Seolah sekali lagi menantang.
Dengan kenangan-kenangan yang turut membentang.


Ah, Rinduku.
Kali ini ia menyapa dengan senyuman mencibir,
di relung hati ia mendesir.
Padahal sudah lelah aku membiarkannya mengalir.
Pada malam-malamku ia menggilir.

Ah, Rinduku.
Andai kau hanya bisa kurasa, tanpa harus kuresapi,
mungkin aku takkan berulang terjebak sepi.
Pergilah saja. Pergi!
Bersama angin malam ini,
sebelum bara wujudmu di hati.
Hingga sulit untukku berhenti,
sampai nanti,
setelah benar-benar jatuh terjerembap,
dalam sunyi, dalam sepi.
Padahal tidaklah sedang bermimpi.

Ah, Rinduku.
Aku sudah lelah.
Enyahlah saja. Enyah!
Bawa setiap kenangan yang selalu kau bentangkan,
selalu kau rebahkan.
Hingga buatku tidak tertahan;
untuk merindu di dalam sendu,
akan hati yang telah batu.
Beku.

Paiton, 7-2-2017.
-Nawafil Fil-
#sehariSATU

Komentar

Postingan Populer