SEBELUM LANGIT MENYIBAK NIRWANA

Seekor burung kembali ke langit.
Setelah menaruh telurnya di sangkar.
Malam ini kutinggalkan butir-butir.
Puisiku di sangkar hatimu.
Sebentar lagi aku terbang ke langit.


Puisiku -- telur-telur burung itu-
mungkin akan menetas,
menjadi piyik-piyik perkasa,
yang terbang beribu kaki tingginya.
Mungkin juga mati.
Pecah, terjatuh begitu saja.

Sekiranya sebutir telur burung,
menetas di sangkar hatimu,
piyik kecilku juga akan terbang ke langit.
Seperti pengembara yang mengejar matahari,
melewati desa dan kota, gunung dan hutan,
hingga luasnya lautan,
yang mampu memakan habis usianya.

Kalau angin membisikku untuk kembali.
Akan kusebut namamu sangkar kasih.
Tempat ku ukirkan sajak-sajak,
yang dulu melahirkan aku,
bergenerasi yang lalu.

Tentu, suatu hari burung itu,
tak akan kembali ke sangkar,
sebab ia tak lagi bisa bertelur.
Ia hanya terbang dan sesekali bersinggah pada dahan.
Mengarungi langit menuju nirwana,
di singgasana keabadian.

Jember, 13-12-2016.
-Nawafil Fil-
#sehariSATU

Komentar

Postingan Populer