SEBUAH JAKET TERJAHIT NAMA

Sebuah jaket terjahit nama.
Dulu sayu aku memandangmu.
Telah sirna duka yang agung.
Dalam kesedihan yang tak terbendung.


Dua keilmuan membatasi kita.
Di bawah nauangan satu semesta.
Antara keinginan dan keterpaksaan.
Berlapis harap dan pengharapan.
Pantas mundurkah kita sekarang.
Seolah berucap, "Selamat tinggal cita-cita."
Berikrar setia pada ironi.
Dan berbalut baju kebesaran sang pengabdi (?)

Dadu kumal itu, ya dadu itu.
Kemungkinan enam sisi mukanya.
Dulu sayu aku memandangmu.
Terpenjara rapat di dalam laci.
Bersanding mesra serta gantungan.

Cerita itu telah sampai diantara telinga.
Terselip dari lidah-lidah yang menari.
Kawan lawan telah tahu.
Kompak mereka berkata.
Kompak semua berkata.
Tinggalkan cerita itu.
Dan lanjutkan cita-citamu.

Jember, 12-12-2016.
-Nawafil Fil-
#sehariSATU

Komentar

Postingan Populer