HAI NONA (VII)

Hai Nona.
Kita berjumpa lagi;
sekali lagi.
Meski tak lagi saling menagih janji.
Untuk yang kesekian kali.


Hai Nona.
Kau bukanlah sebuah kekeliruan;
sakit yang kadang tidak karuan,
padahal terus dipertahankan.
Atau sekedar sebuah selingan;
ilusi yang hanya di angan,
dan enggan ku benamkan.

Hai Nona.
Sesekali kau menjelma bunga tidur,
berhamburan mengisi bawah sadarku,
yang tumbuh bersama angan-anganku.
Hingga lenyap di kala fajarku,
yang menyapa di ujung tidurku.

Hai Nona.
Kau juga serupa dalam puisi yang kutulis,
setiap lembar demi lembarnya,
huruf yang tersambung menjadi kata,
tersusun membentuk kalimat,
sebelum berakhir di ujung paragraf.

Paiton, 27-2-2017.
-Nawafil Fil-
#sehariSATU

Komentar

Postingan Populer