PATAH HATI (II)

Lampu-lampu malam telah menyala.
Dari sudut desa hingga ke tengah kota,
yang megah dengan bangunan ditata,
dan pencakar langit yang kian bertahta.


Sepi miliknya ditikam rindu.
Padahal jelas telah membatu.
Mungkin ia terlalu padu dengan ketiadaan.
Enggan berpacu dengan alunan kenyataan.
Hingga sulit untuk lepaskan.
Kesenangan yang kini hanya di angan.
Menggenang menjadi kenangan.

Ia dulu punya cinta,
yang rela dibagi bersama wanita.
Hingga akhirnya rasa binasa.
Meninggalkan separuh sisa-sisa.

Barangkali ia terjerat setia.
Termakan manisnya janji,
yang ingkar dan telah pergi.
Tertipu oleh rayuan "abadi".

Paiton, 7-3-2017.
-Nawafil Fil-
#sehariSATU

Komentar

Postingan Populer